Sambut Ramadhan, Jogja Punya Tradisi

Semberani Rent mengucapkan
Selamat menjalankan ibadah puasa 1437 H bagi yang menjalankannya!

Tradisi Ramadhan

Sudah sewajarnya umat muslim berbahagia di bulan ini, karena bulan yang penuh berkah sudah di depan mata. Dengan berbagai cara diungkapkan, tanpa terkecuali ungkapan bahagia dari warga Jogja yang bahkan sudah menjadi tradisi rutin setiap tahunnya, khususnya daerah Keraton Yogyakarta.

Apa saja, sih tradisi yang dilakukan oleh warga Yogyakarta dalam rangka menyambut bulan Ramadhan?

Apeman

Apeman Yogyakarta

Tradisi ini biasanya dilakukan di lingkungan keraton untuk memperingati hari raya kenaikan tahta Sri Sultan Hamengkubuwono. Sesuai namanya, apem yang terbuat dari beras ketan mendjadi makanan yang dijadikan sesaji. Tidak seperti apem yang sering kita dapatkan di pasaran, apem ini dibuat dengan ukuran jumbo alias besar dan yang membuatnya lebih spesial lagi, apem ini hanya boleh dibuat oleh wanita bahkan termasuk di dalamnya istri raja, anak, dan para keturunan raja lainnya dengan alasan “Wanita adalah pelayan pria” (What?!).

Selanjutnya, apem akan dibagikan kepada abdi dalem keraton. Ada 2 jenis apem untuk dibagikan, yaitu apem dengan ukuran yang besar dengan diameter kurang lebih 20 cm atau apem mustaka yang dibagikan khusus untuk Abdi dalem berposisi tinggi, dan apem biasa dengan diameter kurang lebih 10 cm untuk Abdi dalem lainnya. Benar-benar terasa, ya kerajaannya.

Upacara Labuhan Kesultanan

Tradisi Labuhan

Tradisi ini tidak kalah uniknya! Tradisi ini juga berbau kerajaan seperti sebelumnya, yaitu tradisi di mana dirayakan oleh keraton. Kuku dan beberapa helai rambut sultan di potong untuk selanjutnya dilabuh Gunung Merapi dan Pantai Parangtritis. Dengan melakukan upacara tersebut, dipercaya akan terbina keselamatan, ketentraman, dan kesejahteraan masyarakat dan negara.

Upacara ini hanya boleh dilakukan atas titah serta atas nama raja sebagai kepala kerajaan, kepala pemerintahan dan pemangku adat kraton. Tidak hanya pelaksanaannya, bahkan setiap tahapan persiapannya dilakukan di dalam kraton, segala sesuatunya hanya dikerjakan oleh para sanak keluarga saja, dibantu oleh para punggawa kraton. Semuanya memiliki aturan sendiri karena upacara ini dianggap upacara religius yang sakral.

Padusan

Tradisi Pandusan

Tradisi yang berasal dari bahasa jawa “adus” yang artinya mandi dilaksanakan menjelang tanggal 1 Ramadhan ini awalnya dilakukan dengan berendam atau mandi di sumur-sumur atau mata air di tempat keramat, namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini tidak lagi dilakukan di tempat keramat tapi di pantai, sungai, atau rumah masing-masing. Tujuan dari tradisi ini diharapkan agar jiwa dan raga setiap orang yang melakukan tradisi tersebut bersih secara lahir dan batin ketika beribadah di bulan Ramadhan.

Nyadran

Tradisi Nyadran

Tradisi yang dilaksanakan 1 – 2 minggu sebelum puasa bertujuan untuk menghormati dan mendoakan para leluhur atau kerabat yang sudah meninggal karena masyarakat Jawa menganggap bahwa para leluhur adalah orang yang sangat berjasa atas keberadaan manusia sehingga pantas untuk diperhatikan. Tradisi ini dilakukan oleh seluruh warga kampung secara bersama-sama dengan datang ke makan dan mendoakan arwah leluhur agar diberi pengampunan oleh sang pencipta.

Yogyakarta sebagai satu-satunya kota kerajaan di Indonesia tentu saja memiliki cara tersendiri yang membuatnya unik dari pada kota lainnya. Tradisi apa yang dilakukan di kotamu untuk menyambut bulan penuh Berkah?

Silakan tinggalkan komentar terbaik Anda..